Menjadi Lebih Baik, Agar selalu ditolong Allah (Umar Hidayat)
Kadang, runyamnya kehidupan lebih sering didominasi oleh faktor internal. Akan menjadi bahaya jika ketidakmampuan mengelola diri telah menguasai diri kita.
Tidak akan sampai tujuan bila ternyata kita masih jalan di tempat. Harapan itu tetap ada sepanjang Allah yang kita jadikan penolongnya.
Bencana terbesar bagi kita adalah ketika Allah telah memberi kita kesempatan yang sama untuk berbuat baik, tapi kita lebih memilih berbuat buruk dengan sadar.
Melawan godaan disaat penderitaan menghampiri adalah perjuangan yang sulit. Akan tetapi, godaan untuk hanya menjadi manusia yang biasa-biasa saja itu jauh lebih sulit.
Kegelisahan itu datang menguji. Apapun penyebabnya, maka kebahagiaan terasa dahsyat ketika kita mampu melewati masa-masa yang menggelisahkan itu. Karenanya , ketika datang kegelisahan, maka yakinlah akan ada kebahagiaan yang akan menggantikannya. Dan imanlah yang akan mengawal kita dalam menjalaninya.
Tidak selamanya kegelisahan menghanyutkan kebahagiaan. Kegelisahan harus dimaknai sebagai ujian dan sarana pembuka pintu kebahagiaan. Imanlah yang menuntunnya dan menemukan ketenangan hidup. Maka, terciptalah kegelisahan yang menenangkan, kegelisahan para mukmin sejati yang meniti jalan ilahi menuju kampung abadi.
Jika tidak ingin kecewa bersikaplah sewajarnya. Sertakan Allah dalam setiap keputusan dalam hidup kita. Dan jadikanlah kekecewaan yang menghampiri layaknya guru yang sedang berkunjung untuk memberikan ilmu dan menambah wawasan.
Jangan berharap kepada selain Allah karena kita akan kecewa. Bila kita tidak mau kecewa, bertindaklah sewajarnya. Namun, bila kekecewaan sudah merasuk ke dalam dada, maka jangan lelah untuk belajar rela kepada takdir-Nya.
Kenyataanya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalan menata hati. Oleh karena itu, menata hati adalah cara kita dalam menyiasati kehidupan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Dan kunci dalam menata hati adalah iman dan berhusnuzhan.
Tugas seorang ayah tidak hanya bertanggungjawab tentang ma'isyah untuk anak-anak dan istrinya, tetapi lebih dari itu seorang ayah juga bertanggung jawab mengisi ruang batin dan jiwa keluarganya.
Sangat berbahaya bila ayah tidak pernah menyapa ruang batin anaknya. Anak yang kehilangan kasih sayang ayahnya, cenderung menjadi anak yang menderita cemas, rendah diri, kesepian, pelawan orangtua,dan lemah mental. Sebab,ayah itu pembentuk ideologi anaknya, dan pengarah pilihan hidupnya.
Tidak akan sampai tujuan bila ternyata kita masih jalan di tempat. Harapan itu tetap ada sepanjang Allah yang kita jadikan penolongnya.
Bencana terbesar bagi kita adalah ketika Allah telah memberi kita kesempatan yang sama untuk berbuat baik, tapi kita lebih memilih berbuat buruk dengan sadar.
Melawan godaan disaat penderitaan menghampiri adalah perjuangan yang sulit. Akan tetapi, godaan untuk hanya menjadi manusia yang biasa-biasa saja itu jauh lebih sulit.
Kegelisahan itu datang menguji. Apapun penyebabnya, maka kebahagiaan terasa dahsyat ketika kita mampu melewati masa-masa yang menggelisahkan itu. Karenanya , ketika datang kegelisahan, maka yakinlah akan ada kebahagiaan yang akan menggantikannya. Dan imanlah yang akan mengawal kita dalam menjalaninya.
Tidak selamanya kegelisahan menghanyutkan kebahagiaan. Kegelisahan harus dimaknai sebagai ujian dan sarana pembuka pintu kebahagiaan. Imanlah yang menuntunnya dan menemukan ketenangan hidup. Maka, terciptalah kegelisahan yang menenangkan, kegelisahan para mukmin sejati yang meniti jalan ilahi menuju kampung abadi.
Jika tidak ingin kecewa bersikaplah sewajarnya. Sertakan Allah dalam setiap keputusan dalam hidup kita. Dan jadikanlah kekecewaan yang menghampiri layaknya guru yang sedang berkunjung untuk memberikan ilmu dan menambah wawasan.
Jangan berharap kepada selain Allah karena kita akan kecewa. Bila kita tidak mau kecewa, bertindaklah sewajarnya. Namun, bila kekecewaan sudah merasuk ke dalam dada, maka jangan lelah untuk belajar rela kepada takdir-Nya.
Kenyataanya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalan menata hati. Oleh karena itu, menata hati adalah cara kita dalam menyiasati kehidupan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Dan kunci dalam menata hati adalah iman dan berhusnuzhan.
Tugas seorang ayah tidak hanya bertanggungjawab tentang ma'isyah untuk anak-anak dan istrinya, tetapi lebih dari itu seorang ayah juga bertanggung jawab mengisi ruang batin dan jiwa keluarganya.
Sangat berbahaya bila ayah tidak pernah menyapa ruang batin anaknya. Anak yang kehilangan kasih sayang ayahnya, cenderung menjadi anak yang menderita cemas, rendah diri, kesepian, pelawan orangtua,dan lemah mental. Sebab,ayah itu pembentuk ideologi anaknya, dan pengarah pilihan hidupnya.
kelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino