Hilang


9 januari lalu aku menemukan satu titik tatapan mata yang mampu meneduhkan hati
20 oktober lalu tertinggal pesan yang mendalam

hanya mampu menyesali dengan kata maaf yang tertinggal
aku merasa sakit oleh sikap dan tindakanku sendiri
pergi dan menghilang, tanpa adanya komunikasi yang terjalin
terlalu besar kepercayaanya akan takdir
dan terlalu yakinnya aku akan sebuah ketetapan

namun disini aku yang justru tersiksa oleh rasa yang ada
nasehat-nasehat yang tiap saat menyapa tiba-tiba lenyap
perhatian yang kadang terlontar tanpa sengaja
tak lagi ku dapati

aku yang terlalu takut akan komitmen
aku yang hanya mampu terdiam saat terjepit oleh keadaan yang seharusnya aku mampu menyelesaikan sebuah permasalahan
aku terlalu pengecut untuk mengakuinya
aku yang selalu menghindar dari setiap pertanyaan

dan kini aku baru menyadari arti sebuah kehilangan itu saat segala sesuatu yang biasanya ada tiba-tiba pergi begitu saja
setiap pertemuan pasti ada perpisahan,
perpisahan agar masing-masing kita mampu untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi
menjadi pribadi yang lebih berkualitas dihadapan-Nya
namun apa yang ku lakukan kini, aku menjadi tak terkendali
mulai lalai menjaga prinsip diri yang dulu tertanam kokok didalam hati dan jiwa
prinsip yang mampu menjagaku hingga kini mampu terhindar dari pelampiasan hati

managemen hati perlu kita tingkatkan saat hati mulai rapuh,,, menghindari perhatian-perhatian yang mulai menyapa itu merupakan salah satu mekanisme pertahanan hati dari hantaman ombak luar yang berusaha mengikis kokoknya karang hati kita

ya Rabb, ampunilah hambamu ini yang terkadang lalai dan mengharap perhatian dari selain Engkau
ampuni aku yang terkadang sering hilang kendali
semoga hambamu ini selalu dalam lindungan_Mu
selalu ingatkanlah hamba saat salah memijakkan kaki dalam melangkah ya Rabb :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seruan Kerinduan

Kejujuran itu seperti Es Krim

Almamater ~ Taufiq Ismail