hujan di sore hari
mengingatkan ku tentang sesuatu...
tetesan air kesejukan yang membasahi tubuh kita
serangan air yang terus bertubi-tubi
aku merasakan tubuhku mulai melemah
tapi senyuman mu hadir menguatkan ku
tanganmu mulai merangkul tubuhku yang semakin tak berdaya

kau selalu melindungi ragaku sobat
begitu banyak pengorbanan yang telah kau curahkan untukku

tak hanya sekedar sahabat bagiku
tapi sosok kakak yang penyabar, perhatian dan penyayang

kau tak anggap aku orang lain
tapi kau perlakukan aku sebagai adik

aku mencintaimu kakak

sore itu kubuka kertas usang yang tengah terkoyak
kertas itu darimu, tulisanmu dan ungkapanmu berapa taun yang lalu

saat itu kita bertengkar hanya masalah yang konyol dan sangat sepele
aku merasakan kecemburuan teramat dalam saat perhatianmu tengah teralihkan yang lain

permintaan maafmu sungguh membuatku merasakan perihnya hati yang tengah teriris oleh sikap egoku
aku tetap tak mempedulikan ungkapan maafmu
aku masih saja dengan sikap cuekku
kuabaikan percakapanmu

aku dengan sikap penolakanku
aku yang menguras air mata ketika suratmu datang dikamarku

namun akhirnya saat moment ulang tahun mu
aku berusaha menekan ego
kado yang aku beri akhirnya bisa melelehkan pertengkaran kita

saat teringat hal itu
aku ingin selalu memberimu kado terindah untukmu sobat
namun apa
kado terakhir di tahun ke-20 mu menjadi akhir dari segalanya
kau pergi, pergi tinggalkan aku sendiri dalam kesunyian
sunyi sepi yang sangat menekan jiwaku

tubuh yang berbaring tak berdaya aku lihat disudut ruang itu
selang oksigen terpasang pada hidung mungilmu
selang yang lain pun mengeliat disana sini
bagiku sangat menyakitkan menyaksikanmu dalam kondisi itu

tapi kamu tetap tersenyum menyambutku
entah apa yang kau lakukan
apakah ingin menyembunyikan rasa sakit itu dariku
atau ingin pura2 tegar dihadapanku seperti biasanya
sosok sahabat, kakak yang tak pernah mengeluh dihadapanku

kau tak mengungkap apa yang kau rasakan,
namun sempat2nya engkau menanyakan
"gimana keadaanmu?
gimana dikampus?
aku kangen kamu_
apakah kamu juga merasakan hal yang sama hingga kau datang kemari

pertanyaanmu sungguh membuatku ingin berteriak sekeras2nya,,,
aku menahan air mataku
aku merasa sungguh bodoh, dan betapa egoisnya aku
saat kesakitanmu, aku tak bisa disampingmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seruan Kerinduan

Kejujuran itu seperti Es Krim

Almamater ~ Taufiq Ismail